Biologi_Pengertian, ciri, reproduksi Protista
Ciri dan peranan protista dalam kehidupan
Oleh : Algasela salsabila. K
Absen : 02 /X MIPA 4
A. Protista
Protista : •Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
•Protista Mirip Hewan (Protozoa)
• Protista Mirip Jamur (jamur lendir/Slime Mold)
1. Pengertian protista
Protista adalah mikroorganisme eukariotik yang tidak termasuk hewan, tumbuhan, dan jamur. Protista sebelumnya dianggap sebagai Kerajaan, namun sekarang tidak lagi. Protista pertama kali dilihat oleh John Hogg di tahun 1860-an sebagai bentuk uniseluler primitif dari hewan dan tumbuhan.
Pada saat itu, protista dikenal sebagai Kerajaan "Protoctista", yang berarti "makhluk hidup pertama". Pada saat itu, Protoctista merupakan kerajaan keempat setelah hewan, tumbuhan, dan mineral. Pada tahun 1866 Ernst Haeckel menciptakan nama Protista.
2. Ciri-Ciri Umum Protista
•Lebih bersatu satu tetapi beberapa budaya multiseluler atau kolonial.
•Mereka hidup bebas atau hidup sebagai parasit.
•Aerob respirasi dan memiliki mitokondria untuk respirasi sel.
•Reproduksi secara aseksual atau seksi.
Protista dikelompokkan menjadi 3: protista mirip binatang (protozoa), mirip jamur, dan mirip tumbuhan.
•Berdasarkan kelompok, mereka dapat membentuk heterotrof atau autotrof.
Protista mirip tumbuhan (alga / ganggang) memiliki klorofil; juga memiliki pigmen tambahan seperti xantofil, fikobilin, dan karoten.
3. Cara reproduksi protista
Perkembangbiakan Protista terjadi secara aseksual dan seksual.
1) Perkembangan aseksual (vegetatif) berlangsung ketika terjadi pembelahan biner (langsung) ataupun melalui tahap mitosis pada kromosom yang ada pada nukleus. Selain perkembangan secara vegetatif, kelompok organisme ini juga bisa berkembang secara generatif melalui meiosis. Protista memiliki dua jenis gamet yaitu motil (gamet yang bergerak) dan non-motil (gamet yang tidak bergerak).
2) Gamet berfungsi pada proses reproduksi secara seksual (generatif).
Berdasarkan jenis gamet yang bersatu pada proses fertilisasi (syngamy), terdapat tiga jenis bentuk reproduksi generatif, yaitu:
1) Isogami, adalah bentuk dari reproduksi seksual yang melibatkan gamet dengan morfologi (bentuk dan ukuran) yang sama. [5] Ini merupakan proses perkembangbiakan secara generatif pada Protista yang ditandai dengan meleburnya dua gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama, perhatikan gambar:
macam-isogami :
(A) Isogami pada gamet motil, (B) Isogami gamet non-motil, (C) Konjugasi | Photo by Tameeria is not licensed (Public Domain)
2) Anisogami, sering disebut heterogami adalah bentuk dari reproduksi seksual yang melibatkan gamet dengan morfologi (bentuk atau ukuran) yang berbeda. [6] Ini merupakan proses perkembangbiakan secara generatif pada Protista yang ditandai dengan meleburnya dua gamet yang berbeda ukuran atau bentuknya.
macam-anisogami :
(A) Anisogami gamet motil, (B) Oogami, (C) Anisogami non motil | Photo by Tameeria is not licensed (Public Domain)
3) Oogami, adalah bentuk heterogami yang lebih maju, satu gamet kecil dan motil (sperma), dan yang satunya besar dan non-motil (telur).
•Protista dikelompokan menjadi tiga kelompok, antara lain sebagai berikut:
1. Protista Mirip Jamur (Jamur Lendir)
Protista mirip jamur disebut juga jamur lender. Protista ini dikatakan mirip jamur karena kemiripannya dalam hal morfologi dan sifatnya, yang saprofit. Perbedaannya dengan jamur terletak pada susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidupnya. Pada jamur, zigotnya tidak dapat bergerak (imotil) karena tidak memliki flagela. Adapun pada jamur lendir, zigotnya dapat bergerak (motil) karena memiliki flagel.
•Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yakni Myxomycota, Acrasiomycota, dan Oomycota.
- Myxomycota
Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir. Anggota Myxomycota biasanya memiliki pigmen kuning atau oranye dan bersifat heterotrof. Myxomycota memiliki fase ameobid, berinti banyak, dan tidak dibatasi dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam siklus hidupnya. Plasmodium dapat bergerak seperti amoeba di atas substrat dan mencerna makanan secara fagositosis, menelan partikel atau sel secara langsung. Contoh spesies Myxomycota adalah Physarium sp.
- Acrasiomycota
Acrasiomycota berbeda dengan Myxomycota. Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya sebagai satu sel. Acrasiomycota merupakan individu utuh yang dipisahkan oleh membran, terutama pada saat membentuk agregat di salah satu tahap siklus hidupnya. Acrasiomycota merupakan organisme haploid, sedangkan pada Myxomycota didominasi oleh fase diploid. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi sebagai alat reproduksi aseksual dan umumnya tidak memiliki fase berflagel.
- Oomycota
Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat putih ( white rust), dan jamur berbulu halus (downy mildew). Organisme ini terdiri atas hifa (filamen atau benang halus yang membentuk bagian vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada umumnya. Oomycota memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Pada umumnya, jamur air merupakan pengurai yang tumbuh pada alga atau hewan mati. Beberapa lagi merupakan parasit pada ikan. Contoh jamur air adalah Saprolegnia.
2. Protista Mirip Tumbuhan
Protista mirip tumbuhan uniseluler, sering disebut juga sebagai fitoplankton. Sedangkan Protista mirip tumbuhan multiseluler sering disebut alga. Protista fotosintetik ini tersebar secara luas di lautan dan danau-danau. Walaupun sebagaian termasuk organisme mikroskopik. Organisme ini memiliki peran yang sangat penting. Fitoplankton di lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua aktivitas fotosintesis yang ada di muka bumi ini, yaitu menyerap karbondoksida, mengisi atmosfer dengan oksigen, dan menyokong siklus kehidupan dalam kehidupan air.
•Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta, Cryshophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata), Rhodophyta, Phacophyta, dan Chlorophyta
- Euglenophyta
Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagella, vakuola, kontraktil, stigma yang dapat menangkap cahaya, dan kloroplas. Euglenophyta dapat hidup secara autotrof atau heterotrof. Contoh Euglenophyta yang melimpah di alam adalah Euglena. Beberapa jenis Euglena autotrof dapat menjadi heterotrof ketika tingkat cahaya rendah
- Chrysophyta
Alga cokelat-keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk. Sebagaian tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti Amoeba. Sebagaian lagi memiliki dinding sel pectin, memiliki dua flagel.
Alga cokelat-keemasan memiliki klorofil a, klorofil b, pigmen karoten, dan pigmen fukosantia yang merupakan sumber warna keemasan. Cryshophyta kebanyakan hidup di air tawar dan hanya beberapa di laut. Contoh spesies anggota Cryshophyta dalah Synura dan Mischococcus.
- Bacillariophyta (Diatom)
Filum ini memiliki anggota yang paling banyak, yaitu sekitar 10.000 spesies. Diatom termasuk alga uniseluler dan merupakan penyusun fitoplankton, baik di perairan tawar maupun di lautan.
Bentuk Diatom sangat khas dengan dinding tubuhnya yang terdiri atas kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Antara kotak dan tutup tersebut terdapat celah yang disebut rafc. Dinding selnya mengandung pectin dan silikat. Apabila mati, cangkangnya akan bertumpuk membentuk tanah diatom, tanah ini bernilai ekonomis tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan penggosok, penyuling gasoline, bahan pembuatan jalan, sampai bahan dinamit. Diatom sering tampak bergerak maju mundur dan berputar.
- Pyrophyta (Dinoflagellata)
Dinoflagellata diberi nama demikian karena pergerakannya dibantu dua flagella mirip cambuk (dalam bahasa latin, dino artinya pasaran air). Beberapa Dinoflagellata ditutup oleh membrane sel, sedangkan yang lainnya ada yang ditutupi oleh dinding selulosa, seperti halnya sel pada tumbuhan. Walaupun beberapa jenis Dinoflagellata hidup di air tawar, umumnya Dinoflagellata hidup di lautan, contohnya Ceratium sp.
- Rhodophyta (Alga Merah)
Rhodophyta atau alga merah merupakan phylum yang memiliki pigmen dominan fikoeritrin atau merah. Phylum ini memiliki anggota yang banyak, yaitu sekitar 4.000 spesies. Rhodophyta habitatnya sebagaian besar di laut. Akan tetapi, ada pula yang hidup di perairan tawar. Perkembangbiakan Rhodophyta terjadi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, Rhodohyta membentuk tetraspora yang akn menjadi gamet membentuk gamet jantan dan gamet betina. Adapun secara seksual, flagella dan disebut spermatium. Adapun gamet betinanya berflagela.
- Phaeophyta (Alga Cokelat)
Phylum Phaelophyta adalah alga yang memiliki anggota cukup banyak, yaitu sekitar 1.500 spesies. Hampir semua anggotanya adalah multiseluler dan sebagian besar hidupnya di laut. Hanya beberapa jenis saja yang hidup di perairan tawar. Pigmen yang paling dominant pada Phaeophyta adalah fukosantin atau warna cokelat.
Perkembangbiakan Phaeophyta dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, Phaeophyta berkembang biak dengan membentuk zoospore. Untuk perkembangbiakan secara seksual, Phaeophyta menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Contoh dari laga cokelat adalah Sargassum, Fucus, dan Turbinaria.
- Chlorophyta (ganggang hijau)
Ganggang hijau atau Chlorophyta memiliki pigmen dominant berupa klorofil dengan jenis klorofil a dan klorofil b. Klorofil b tidak dimiliki oleh jenis ganggang lain. Selain klorofil, ganggang hijau ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Ganggang hijau uniseluler ada yang memilik flagellum sehingga dapat bergerak. Ganggang hijau memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa dengan cadangan makanan berupa amilum.
Sebagain besar ganggang hijau hidup di air tawar, misalnya kolam dan genangan air, serta di tempat-tempat lembab. Jenis ganggang lainnya hidup di laut dangkal , contohnya Ulva. Ganggang hijau berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri, pembentukan spora, dan fragmentasi. Ganggang hijau berkembang biak secara isogami, anisogami, atau oogami. Ganggang hijau diperkirakan berjumlah 7.000 spesies
3. Protista Mirip Hewan
Sekitar 65 ribu jenis protista yang menyerupai hewan atau lebih dikenal dengan istilah protozoa. Protista yang menerupai hewan karena uniseluler, heterotrofik, dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks.
Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu jenis spesies. Jenis Protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.
- Rhizopoda
Bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseudopodia (kaki semu). Bentuk pseudopodia sangat bergam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing.pseudopodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteu. Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondis lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair, baik di darat maupun di laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniseluler, bakteri, atau protozoa lainnya
- Ciliata (Ciliophora)
Bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Selain berfungsi untuk bergerak silia juga merupakan alat Bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel CIliata memiliki cirri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit.
Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan konjungasi
- Flagellata (Mastigophora)
bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar Flagellata memiliki dua flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel. Letak flagellum juga ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel.
Flagellata berkembeng biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan
- Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa tidak meiliki alat gerak, seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia. Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan seksualnya kompleks, dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
B. Peranan protista bagi kehidupan
•Peran positif
1. Zooplankton di ekosistem sebagian besar adalah protista berklorofil yang berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda udara.
2. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut dalam proses pembusukan sisa makanan.
3. Foraminifera memiliki kandungan luar dari zat kapur dan fosilnya dalam jumlah tertentu dapat
4. membuat endapan tanah globigerina yang dapat digunakan sebagai petunjuk keberadaan minyak bumi.
5. Radiolaria memiliki persetujuan dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
6. Paramaecium dapat juga digunakan sebagai indikator indikator perpindahan udara oleh zat organik.
7. Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal (PST).
8. Chlorella (contoh alga hijau), digunakan untuk suplemen makanan, obat-obatan, dan bahan kosmetik.
9. Porphyra (alga merah), digunakan sebagai suplemen makanan.
10. Rhodymenia palmata (alga merah), digunakan sebagai sumber makanan.
11. Macrocrystas pyrifera, menghasilkan iodin berarti tidak bisa menghindari penyakit gondok.
12. Macrocystis (alga cokelat), digunakan sebagai makanan suplemen untuk ternak karena kaya Na, P, N, Ca.
13. Gellidium; Gracilaria, digunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar.
14. Laminaria; Fucus; Ascophylum, menghasilkan asam alginat sebagai pengental dalam produk makanan (sirup, coklat, permen, sald, keju, es krim) dan pengental dalam industri (lem, tekstil, kertas pelapis, tablet anti-biotik, pasta gigi).
15. Diatom (alga pirang), karena mengandung silikat tanah diatom digunakan sebagai penggosok, isolasi bahan dasar industri kaca, dan penyaringan bakteri.
•Peran negatif
1. Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan kerusakan jaringan pada usus dan diare.
2. Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia, sebab disentri tetapi efeknya tidak lebih parah dari Entamoeba histolytica.
3. Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-sela gigi atau di leher gigi, tenggorokan, dan amandel. Tidak akan patotenik akan tetapi dapat memperparah radang gusi.
4. Trypanosoma gambiense yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor perantaranya adalah lalat tse-tse dari jenis Glossina tachionides.
5. Trypanosoma evansi yang menyebabkan penyakit surrah pada ternak sapi, kuda, dan kerbau. Banyak berjangkit di daerah tropis termasuk Indonesia. Vektor perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.
6. Trypanosoma rhodesiense, sama menarik dengan Trypanosoma gambiense, menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Yang membedakan adalah vektor perantaranya yaitu lalat tse-tse dari jenis Glossina morsitans dan Glossina palpalis.
7. Leishmaania donovani menyebabkan penyakit kala azar pada manusia. Penderita biasanya demam berkepanjangan, hati, dan limfanya membesar, serta meningkatkan luka atau luka pada ususnya.
Daftar Pustaka:
https://bukuipa.co.id/kingdom-protista/
https://www.tentorku.com/protista-definisi-reproduksi-nutrisi/
https://www.tentorku.com/protista-definisi-reproduksi-nutrisi/
Komentar
Posting Komentar